Gejala, Tanda Tanda, Penyembuhan Retinoblastoma

RETINOBLASTOMA 

à tumor ganas intraocular pada anak-anak terutama < 5 tahun.
- berasal dari jaringan retina embrional
- unilateral 70%, bilateral 30%

Gejala:
  1. Lekokoria
  2. Mata kucing (amourosis cat’s eye) à di tempat gelap mata tampak bersinar kekuningan à penyebab utama ibunya membawa ke dokter
  3. Mata juling
  4. Mata merah
    1. Bilik mata depan merah karena berisi darah (hifema)
    2. Peradangan mata
    3. Bola mata menonjol (proptosis)
    4. Gejala lain seperti gangguan penglihatan, mata nyeri 

Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastatis dengan  invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sklera ke jaringan orbital dan sinus paranasal, dan metastatis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah.
Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke dalam badan kaca. Di permukaan terdapat neovaskulansasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal. 

Penatalaksanaan
1.      Enukleasi mengangkat bola mata dan diganti dengan bola mata prothese ( buatan ).
2.  Penyinaran bola mata. Retino blastoma bersifat radiosensitif, sehnga terapi ini sangat efelktipo. Bahayanya jaringan sekitarnya dapat rusak akibat penyinaran.
3.   Photocoagulation: terapi dengan sinar Laser ini sangat efektip pada ukuran Kanker yang kecil.
4.      Cryotherapy: terapi dengan cara pendinginan ( pembekuan ) pada kanker ukuran kecil terapi ini berhasil baik.
Chemotherapy: diberikan obat-obatan anti kanker yang dapat mengecilkan ukuran kanker.

Klasifikasi, Penyebab, Gejala Klinis, Retinopati Diabetik

Retinopati Diabetik

à mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh halus, meliputi arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena-vena

Penyebab
Penyebab pasti belum diketahui. Namun lamanya terpapar pada hiperglikemia (kronis) menyebabkan perubahan fisiologi dan biokimia à kerusakan endotel pembuluh darah.

Klasifikasi
·         Retinopati Diabetik Non Proliferatif
·         Retinopati Diabetik Proliferatif
à iskemia retina progresif à merangsang neovaskularisasi à perdarahan massif dan dapat timbul penurunan penglihatan mendadak à dapat mengalami fibrosis dan membentuk pita-pita fibrovaskular rapat à menarik retina à kontraksi terus-menerus pada korpus vitreum à ablasio retina.


Gejala Klinis
Ø  Kesulitan membaca
Ø  Penglihatan kabur
Ø  Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
Ø  Melihat lingkaran-lingkaran cahaya (Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip)
Ø  Mikroaneurisma
Ø  Perdarahan retina
Ø  Dilatasi pembuluh darah dengan lumennya ireguler dan berkelok-kelok
Ø  Soft exudate merupakan iskemia retina
Ø  Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina
Ø  Neovaskularisasi pada retina
Ø  Edema retina

Penatalaksanaan
1.      Kontrol terhadap diabetes mellitus yaitu dengan diet, obat-obatan antidiabetes
Fotokoagulasi : Laser, Xenon

Anatomi, Bagian Bagian Mata

RONGGA ORBITA
1.      Bentuk seperti piramida
2.      Dibatasi dinding tulang
3.      Dibagian belakang terdapat 3 lubang : foramen optic, fisura orbita sup et inf.
4.      Isi :
a.       Bola mata
b.      6 otot penggerak
c.       Kelenjar air mata
d.      Arteri
e.       Saraf kranial iii, iv, dan vi
f.       Lemak dan fascia

BOLA MATA
Terdiri dari :
1.      Dinding bola mata :
a.       Sklera
b.      Kornea
2.      Isi bola mata



Sklera
a.       Jaringan ikat kolagen yang kenyal warna putih
b.      Tebal ± 1 mm
c.       Bagian belakang terdapat lamina kribrosa tempat menembusnya saraf optik
d.      Dilapisi kapsul tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva
e.       Diantara stroma, sklera dan kapsul tenon terdapat episklera yang kaya pembuluh darah (untuk nutrisi sklera)
f.       Bagian dalam terdapat lamina fuska yang membatasi sklera dan koroid

Kornea
a.       Merupakan jaringan jernih dan bening. jernih karena avaskular
b.      Bentuk sebagai lingkaran, diameter diukur secara vertical 11 – 12 mm
bila >12 mm pada anak à glaukoma congenital
c.       Tebal = 0,6 – 1 mm
d.      Sumber nutrisi kornea :
-    Pembuluh darah limbus
-    Humour aqueos
-    Air mata
e.       Terdiri dari 5 lapisan :
1.      Epitel; 5 – 6 lapisan sel, bentuk sel gepeng, ujung saraf kornea pada epitel (cab. N. V), regenerasi cukup baik, jika terjadi kerusakan tidak timbul jaringan parut
2.      Membran bowman; tipis yang homogen, terdiri dari serat kolagen yang kuat, jika terjadi kerusakan timbul jaringan parut
3.      Stroma; lapisan yang paling tebal (90%), tersusun atas serabut lamelar terjalin satu sama lainnya, jika terjadi kerusakan timbul jaringan parut dan leukoma
4.      Membran discement; lapisan tipis kenyal, kuat, bening, tidak berstruktur, sebagai barrier terhadap mikroorganisme dan pembuluh darah
5.      Endotel; satu lapis sel, mempertahankan kejernihan kornea, tidak ada kemampuan regenerasi

paling tebal à stroma,
paling kuat à descement
paling peka à endotel

Kelainan kornea yang menyebabkan gangguan refraksi:
  1. radang
  2. TIO meningkat
  3. sikatriks dari ulkus yang sembuh

Isi Bola Mata
1.      Lensa
a.       Bening, bikonveks, tebal ± 5 mm, diameter 9 mm
b.      Difiksasi oleh zonula zinn
c.       Terdiri dari kapsul, korteks, dan nukleus
d.      Bertambah usia, nukleus membesar
e.       Fungsi : membias cahaya menjadi fokus
f.       Merupakan salah satu media refrakta
g.      Komposisi : 0,5% air, 35% protein (kristalin a, b, g)
h.      Tidak mempunyai pembuluh darah dan persarafan
i.        Semakin bertambah usia nukleus semakin membesar
j.        Fungsi untuk membiaskan cahaya
k.      Kekuatan +20 Dioptri

2.      Uvea
a.       Lapisan kedua dinding bola mata
b.      Jaringan lunak
c.       Terdiri dari 3 bagian : iris, badan siliar, koroid
Iris :
a.       Membran berwarna
b.      Bentuk sirkular, ditengah terdapat pupil dengan diameter 3 – 5 mm
c.       Berpangkal pada badan siliar
d.      Permukaan iris banyak lekukan (kriptae)
e.       Otot iris = otot polos : sfingter pupil, dilator pupil
f.       Pembuluh darah :
-    Sirkulus major = pangkal iris
-    Sirkulus minor = pupil
g.      Saraf : n. Nasosiliar cabang n. Iii
-    Simpatis = midriasi
-    Parasimpatis = miosis
Badan Siliar :
a.       Mulai dari pangkal iris oraserata
b.      Terdiri dari :
-    Prosesus siliaris, fungsi : produksi h a
-    Otot silliar (sirkular, radial, meridional), fungsi : akomodasi (lensa cembung)
Koroid :
a.       Warna cokelat tua, diantara retina dan sklera
b.      Mulai dari oraserata terdapat papil optik
c.       Kaya pembuluh darah
d.      Fungsi : nutrisi retina bagian luar

3.      Badan kaca (corpus vitreus)
a.       Sebagian mengisi bola mata
b.      Tidak berwrna, bening, konsistensi lunak
c.       Dilapisi membran hialoid
d.      Avaskuler
e.       Mendapat nutrisi dari koroid, badan siliar, dan retina
Kelainan, kekeruhan karena:
-          pus à endoftalmitis
-          darah à hemoftalmitis
-          degenerasi à retinopati diabetik
gunakan oftalmoskop untuk melihat kelainan pada korpus vitreus


4.      Retina
a.       Membran bening dan tipis ± 1 mm
b.      Terdiri dari serabut saraf optik
c.       Letak antara badan kaca dan koroid berakhir pada oraserata
d.      Terdapat makula lutea (bintik kuning), diameter 1 – 2 mm sebagai pusat penglihatan
e.       3 mm ke arah nasal terdapat papil saraf optik (bintik buta)
f.       Arteri dan vna retina sentral masuk ke bola mata ditengah papil saraf optik
g.      Ada 10 lapisan :
-    Membran limitan dalam
-    Lapisan serabut saraf, terdapat cabang utama pembuluh darah retina
-    Lapisan sel ganglion, sel saraf bercabang disini
-    Lapisan pleksiform dalam
-    Lapisan nukleus dalam, terbentuk dari badan dan nukleus sel bipolar
-    Lapisan pleksiform luar
-    Membran limitan luar
-    Lapisan nukleus luar, terdiri dari nukleus sel kerucut dan batang
-    Lapisan sel batang dan kerucut, fungsinya menangkap sinar
-    Lapisan epitel pigmen


Humor Aquos
normalnya jernih
kelainan humor aquos yang mengganggu refraksi:
-          radang
-          hipopion (pus)
-          hifema (perdarahan)

Bilik mata depan (COA) à batas kornea sampai iris dan kapsul anterior lensa
Bilik mata belakang (COP) à batas dari lapian belakang iris sampai lensa (zonula zinn)

Perawatan Sebelum dan Sesudah Pembedahan Katarak

PERAWATAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEDAHAN

1. Sebelum pembedahan :
Pemeriksaan kesehatan tubuh umum untuk menentukan kondisi kesehatan umum pasien

Dilakukan pemeriksaan mata untuk mencegah penyulit pembedahan seperti adanya infeksi, glaucoma serta penyakit mata lain yang dapat menimbulkan penyulit sewaktu pembedahan

2. Sesudah pembedahan :a. Hal yang dianjurkan : memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan, memakai penutup mata seperti yang dinasehatkan, tidak melakukan pekerjaan berat, tidak membungkuk terlalu dalam.

b. Hal yang tidak boleh dilakukan : menggosok mata, bungkuk terlalu dalam, membaca berlebihan dari biasanya, mengejan keras sewaktu buang air besar, berbaring ke sisi mata yang baru dibedah dan menggosok gigi pada minggu pertama.



KOMPLIKASI PEMBEDAHAN
1. Luka yang tidak sempurna menutup
2. Edema kornea
3. Inflamasi dan uveitis
4. Atonik pupil
5. Papillary captured
6. Kekeruhan kapsul posterior
7. TASS (toxic anterior segment syndrome)
8. Ablasio retina
9. Endoftalmus 
10.Sisa massa lensa

Pemeriksaan, Pedoman, Penatalaksanaan Katarak

PEMERIKSAAN KATARAK

1. Pemeriksaan visus dengan kartu snellen atau chart projector dengan koreksi terbaik serta menggunakan pinhole

2. Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat segmen anterior
3. Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer non contact, aplanasi atau Schiotz
4. Jika TIO dalam batas normal (< 21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata Tropicanamide 0.5%. setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat serajat kekeruhan lensa apakah sesuai dengan visus pasien.
a. Derajat 1 : nukleus lunak, biasanya visus masih lebih baik dari 6/12, tampak sedikit kekeruhan dengan warna agak keputihan. Refluks fundus masih mudah diperoleh. Usia penderitanya biasanya kurang dari 50 tahun.
b. Derajat 2 : Nukleus dengan kekerasan ringan, biasanya visus antara 6/12 – 6/30, tampak nucleus mulai sedikit berawarna kekuningan. Refleks fundus masih mudah diperoleh dan paling sering memberikan gambaran seperti katarak subkapsularis posterior.
c. Derajat 3 : nukleus dengan kekerasan medium, biasanya visus antara 6/30 – 3/60, tampak nukleus berwarna kuning disertai kekeruhan korteks yang berwarna keabu-abuan
d. Derajat 4: nukleus keras, biasanya visus antara 3/60 – 1/60, tampak nukleus berwarna kuning kecoklatan. Reflex fundus sulit dinilai
e. Derajat 5 ; nukleus sangat keras, biasanya visus hanya 1/60 atau lebih jelek. Usia penderita sudah di atas 65 tahun. Tampak nucleus berawarna kecoklatan bahkan sampai kehitaman, katarak ini sangat keras dan disebut juga sebagai Brunescence cataract atau black cataract. 


5. Pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan
6. Pemeriksaan penunjang : USG untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada mata selain katarak
7. Pemeriksaan tambahan : biometri untuk mengukur power IOL jika pasien akan dioperasi katarak dan retinometri untuk mengetahui prognosis tajam penglihatan setelah operasi.

PENATALAKSANAAN1. Pembedahan dengan membersihkan lensa mata yang keruh
2. Katarak tidak dapat dibedah dengan sinar
3. Hasil bedah katarak sangat baik, 90% pasien pasca bedah dapat mempergunakan matanya seperti sedia kala
4. Ada dua jenis operasi katarak yakni Ekstraksi Katarak Intrakapsuler (EKIK) dan Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler (EKEK).
5. EKIK adalah pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah diputus. Pada EKIK tidak akan terjasi katarak sekunder.kontraindikasi EKIK adalah pada pasien < 40 tahun yang masih mepunyai ligament hialoidea kapsuler. Penyulit yang sering terjadi: astigmat, glaucoma, uveitis, endoftalmus dan perdarahan.EKIK sekarang jarang dilakukan karena tersedianya teknik bedah yang lebih canggih.

6. EKEK adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Termasuk ke dalam golongan ini ekstraksi linier, aspirasi dan irigasi. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katark sekunder, yakni terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK.

7. Salah satu penemuan terbaru pada EKEK adalah Fakoemulsi. Cara ini memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat ultrasound frekwensi tinggi untuk memecah nucleus dan korteks lensa menjadi partikel kecil yang kemudian diaspirasi melalui alat yang sama yang juga memberikan irigasi kontinu. Dengan teknik ini waktu penyembuhan menjadi lebih pendek dan penurunan insiden astigmatisme pasca operasi.

8. Pada mata yang telah dikeluarkan lensanya akibat katarak, pasien akan menggalami penglihatan yang tidak jelas dan perlu lensa pengganti dan mata tidak dapat melihat dekat atau berakomodasi. Karena itu pasien memerlukan sebuah lensa pengganti / koreksi. Koreksi ini dapat dilakukan dengan metode : kaca mata apakia, lensa kontak atau implant lensa intraokuler (IOL)

9. Kaca mata apakia

Keuntungan : dapat mengambil alih fungsi lensa mata yang dikeluarkan, kaca mata merupakan alat penglihatan yang aman dan harga yang tidak terlalu mahal.

Kerugian : adanya perasaan asing sewaktu memakainya, kaca mata terlalu tebal dan berat, benda akan terlihat melengkungg, terlihat benda lebih besar 30% dari ukuran sesungguhnya, pada waktu melihat harus selalu menggerakkan kepala karena melihat dengan bagian tengah lensa, akibatnya terjadi penyempitan lapang pandangan, serta terdapat bagian yang tidak terlihat pada lapang pandangan 40-60%.

10. Lensa kontak jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia, dengan pembesaran 5% - 10%, tidak menimbulkan aberasi sferis, tak ada penurunan lapang pandang dan tak ada kesalahan orientasi spasial.

Kelemahan tenik ini adalah penyimpanan yang selamanya harus bersih dan kalau bisa steril, pemakaian sukar pada usia lanjut dan diperlukannya ketrampilan pasien dalam hal memasang, melepaskan dan merawat lensa kontak secara bersih.

11. IOL adalah lensa permanen plastic yang secara bedah diimplantasi ke dalam mata. Mampu menghasilkan bayangan dengan bentuk dan ukuran normal, menghilangkan efekoptikal lensa afakia yang menjengkelkan dan ketidakpraktisan lensa kontak .

Ada beberapa bentuk IOL :
a. Lensa bilik mata yang ditempatkan di depan iris dengan kaki penyokongnya bersandar pada sudut bilik mata
b. Lensa dijepit pada iris yang kakinya tidak terletak pada sudut bilik mata
c. Lensa bilik mata belakang yang diletakkan pada kedudukan lensa normal di belakang iris.

PEDOMAN DALAM PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan non bedah untuk visus lebih baik atau sama dengan 6/12, yaitu pemberian kacamata dengan koreksi terbaik.

2. Jika visus masih lebih baik dari 6/12 tetapi sudah mengganggu untuk melakuklan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan pasien atau ada indikasi medis lain untuk operasi, pasien dapat dilakukan operasi katarak.

3. Tatalaksana katarak dengan visus terbaik kurang dari 6/12 adalah operasi katarak berupa EKEK + IOL atau fakoemulsifikasi + IOL dengan mempertimbangkan ketersediaan alat, derajat kekeruhan katarak dan tingkat kemampuan ahli bedah.

4. Operasi katarak dilakukan menggunakan mikroskop operasi dan peralatan bedah mikro, dimana pasien dipersiapkan untuk implantasi IOL

5. Ukuran IOL dihitung berdasarkan data keratometri serta pengukuran biometri A-scan

6. Apabila tidak tersedia peralatan keratometri dan biometri ukuran IOL dapat ditentukan berdasar anamnesis ukuran kacamata yang selama ini dipakai pasien. IOL standar power +20.00 dioptri, jika pasien menggunakan kacamata, power IOL standar dikurangi dengan ukuran kaca mata. Misalnya pasien menggunakan kaca mata S -6.00 maka dapat diberikan IOL power +14.00 dioptri.

Operasi katarak bilateral (operasi dilakukan pada kedua mata sekaligus secara berurutan) sangat tidak dianjurkan berkaitan dengan resiko pasca operasi (endoftalmitis) yang bisa berdampak kebutaan.

Jenis Jenis Katarak serta penjelasan lengkap

JENIS-JENIS KATARAK
1.      Katarak kongenital
-          Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Sewaktu dalam kandungan, terbentuknya lensa adalah minggu ke lima sampai ke delapan usia kehamilan. Pada masa ini belum terbentuk kapsul pelindung, sehingga virus bisa masuk ke dalam jaringan lensa. Seluruh lensa buram, tampak abu-abu putih.
-          Penyebab katarak kongenital  :
b.      Mungkin herediter dengan atau tanpa penyakit mata atau penyakit sistemik lain.
c.       Infeksi teratogenik yang diderita ibu saat kehamilan seperti campak jerman, cacar air, penyakit gondong, hepatitis dan poliomyelitis.
d.      Infeksi maternal selama masa kehamilan seperti pada infeksi toksoplasmosis
e.       Ibu hamil penderita diabetes melitus
f.       Kelainan genetik seperti Trisomi 21, galaktosemia dan sindrom Lowe
-          Katarak kongenital digolongkan menjadi 2 macam katarak :
a.       Kapsulolentikuler dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsuler dan katarak Polaris
b.      Katarak lentikuler termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau nucleus lensa.



-          Jenis-jenis katarak kongenital :
1.         Katarak nuklear
2.         Katarak zonular
3.         Katarak bentuk kumparan
4.         Katarak polar anterior dan posterior
5.         Katarak piramidal
-          Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi lain berupa nistagmus dan strabismus
-          Tindakan pengobatan adalah operasi, operasi dilakukan bila refleks fundus tidak tampak, biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda. Tindakan bedah pada katarak kongenital yang umum dikenal adalah disisio lensa, ekstraksi linier, ekstraksi dengan aspirasi.
-          Pengobatan katarak kongenital tergantung pada :
a.       Katarak totak bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahan secepatnya segera setelah katarak terlihat.
b.      Katarak total unilateral, dilakukan pembedahan 6 bulan sesudah terlihat atau segera sebelum terjadiny juling; bila terlalu muda akan mudah terjadi ambliopia bila tidak dilakukan tindakan segera.
c.       Katarak total atau kongenital unilateral, mempunyai prognosis yang buruk, karena mudah sekali terjadi ambliopia; karena itu sebaiknya dilakukan pembedahan secepat mungkin, dan diberikan kacamata segera dengan latihan beban mata.
d.      Katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih konservatif sehingga sementara dapat dicoba dengan kacamata atau midriatika, bila terjadi kekeruhan yang progresif disertai dengan mulainya tanda-tanda juling dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya mempunyai prognosis yang lebih baik.

2.      Katarak Rubela
-          Rubella pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fetus.
-          Terdapat 2 bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara dan kekeruhan diluar nuclear yaitu korteks anterior dan posterior atau total.
-          Mekanisme terjadinya tidak jelas, akan tetapi diketahui bahwa rubella dapat dengan mudah menular melalui barier plasenta. Virus ini dapat masuk atau terjepit di dalam vesikel lensa dan bertahan di dalam lensa sampai 3 tahun

3.         Katarak  Juvenil
-          Kekeruhannya halus dan bulat, umumnya timbul pada usia tigapuluhan
-          Katarak ini perkembangannya lamban dan biasanya tidak mengganggu penglihatan.
-          Jika kekeruhan ini menyatu akan berbentuk cincin di perifer yang disebut katarak koronaria, apabila tipis dan kebiru-biruan disebut katarak serulea.
-          Biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya seperti katarak metabolik, distrofi miotonik, katarak traumatic dan katarak komplikata.

4.          Katarak Senil
-          Biasanya  timbul pada usia 50 tahun
-          Secara klinik dikenal dalam 4 stadium yakni insipient, imatur, matur dan hiper matur
-          Pada stadium awal (katarak insipiens) mungkin ada celah-celah kekeruhan di bagian perifer atau berbentuk baji (kuneiform). Keadaan ini bisa diperburuk dengan adanya katarak nuklear yang merupakan lanjutan daripada sklerosis nuclear fisiologis. Dengan berlanjutnya pertumbuhan katarak, tajam penglihatan menjadi terganggu (katarak imatur). 

    Katarak dikatakan matur bila lensa sudah keruh seluruhnya sehingga fundus tidak dapat dilihat lagi. Di antaranya ada stadium intemusen yaitu stadium membengkaknya lensa dan edema lensa. Pada akhirnya katarak matur berubah menjadi stadium hipermatur, yaitu korteksnya mencair sehingga intinya mengambang turun ke dasar kantong kapsul. Pada stadium ini mungkin terjadi reaksi fakolitik dan glaukoma. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks akan memperlihatkan bentuk menjadi sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak morgagni.

-    Perbedaan katarak insipien, imatur , matur dan hipermatur

-          Katarak senile dibagi menjadi 2 jenis yakni
1.               Katarak kortikal
Kekeruhan korteks lensa perifer berbentuk ruji roda yang dipisahkan oleh celah-celah air. Meningkatnya cairan yang masuk ke dalam lensa mengakibatkan terjadinya separasi lamellar dan akhirnya terjadi kekeruhan korteks berwarna abu-abu putih yang tidak merata.
2.               Katarak nuklear
Kekeruhan inti embrional dan inti dewasa yang berwarna kecoklatan. Korteks anterior dan posterior relative jernih dan masih tipis. Bentuk kekeruhan nuklear ini bisa menyebabkan terjadinya miopia berat yang memungkinkan penderita membaca jarak dekat tanpa memakai kaca mata koreksi seperti seharusnya (second sight)

5.         Katarak Brunesen
-          Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada nukleus lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi. Sering tajam penglihatan lebih baik daripada dugaan sebelumnya dan biasanya ini terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior. 

6.         Katarak diabetes
-          Diakibatkan karena adanya penyakit diabetes mellitus.
-          Terbagi dalam 3 bentuk :
·    Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila  dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali
·   Pasien diabetes juvenile dan tua tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular.
·  Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologik dan biokimia sama dengan katarak pasien nondiabetik.

AYO BERAMAL GABUNG FOLLOWER

Popular Posts